Website Resmi Bidang Pembinaan SMK Dinas Pendidikan Provinsi Riau
Pendidikan Vokasi di SMK Cetak Tenaga Kerja Siap Pakai Secara Global
Untuk
menunjukkan prioritas dalam jalan perubahan menuju Indonesia yang
mandiri dalam bidang ekonomi, pemerintahan Joko Widodo-Jusuf Kalla
merumuskan sembilan agenda prioritas yang disebut Nawa Cita. Di bidang
pendidikan, pendidikan vokasi menjadi salah satu fokus untuk mewujudkan
Nawa Cita tersebut. Pendidikan vokasi dianggap sebagai salah satu solusi
dalam perwujudan Nawa Cita, khususnya nomor 5 dan 6.
Nawa Cita
nomor 5 mencantumkan bahwa pemerintah akan meningkatkan kualitas hidup
manusia Indonesia melalui peningkatan kualitas pendidikan dan pelatihan.
Kemudian dalam Nawa Cita nomor 6 tercantum bahwa pemerintah akan
meningkatkan produktivitas rakyat dan daya saing di pasar internasional.
Salah satu yang akan dilakukan untuk mewujudkan Nawa Cita nomor 6 itu
adalah dengan membangun sejumlah science park dan techno park di
daerah-daerah, politeknik, dan SMK-SMK dengan sarana dan prasarana
dengan teknologi terkini.
Mengapa pendidikan vokasi? Pendidikan
vokasi dinilai sebagai pendidikan yang sangat diperlukan sekarang untuk
menjawab kebutuhan pasar, sekaligus untuk menghadapi era kompetisi
seperti saat ini, misalnya Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) yang sudah
dimulai sejak tahun 2015. Presiden Joko Widodo beberapa kali menegaskan
komitmen pemerintah untuk mendorong pendidikan vokasi atau pendidikan
kejuruan sebagai salah satu upaya meningkatkan daya saing sumber daya
manusia.
"Mengenai kesiapan sumber daya manusia kita dalam
berkompetisi, memang harus dipersiapkan. Sebab, kalau tidak
dipersiapkan, kita akan ketinggalan terus," ujar Presiden Jokowi saat
acara Dialog Publik Bersama Presiden yang diselenggarakan Ikatan Sarjana
Ekonomi Indonesia, Maret lalu.
Pendidikan vokasi merupakan
penggabungan antara teori dan praktik secara seimbang dengan orientasi
pada kesiapan kerja lulusannya. Kurikulum dalam pendidikan vokasi
terkonsentrasi pada sistem pembelajaran keahlian (apprenticeship of
learning) pada kejuruan-kejuruan khusus (specific trades). Karena itu
Presiden Jokowi melihat pendidikan vokasi/kejuruan sangat penting untuk
mempersiapkan SDM Indonesia dalam menghadapi persaingan global.
Keseriusan
pemerintah dalam penguatan pendidikan vokasi salah satunya dibuktikan
dengan kunjungan kerja Presiden Jokowi ke Jerman untuk mengetahui
keberhasilan Jerman dalam pendidikan vokasi. Fokus kunjungan kerja
presiden ke Jerman adalah menjalin kerja sama dan mendapat dukungan
pemerintah Jerman dalam pengembangan pendidikan kejuruan atau vokasi di
Indonesia.
Jerman dianggap sebagai Negara yang sangat bagus dalam
mengembangkan sistem pendidikan kejuruan, sehingga generasi mudanya
memiliki keterampilan yang memadai sejak dini. Hal itu pula yang membuat
angka pengangguran di Jerman sangat rendah.
Saat kunjungan kerja
di Jerman, Presiden Jokowi meninjau Pusat Pelatihan Pendidikan Vokasi
Profesional di Siemenstadt, yaitu semacam sekolah dan tempat pelatihan
berbagai bidang kejuruan yang sangat berkembang di Jerman. Di
Siemenstadt, Presiden mendapatkan informasi umum terkait pendidikan
kejuruan dual training di Jerman. Pendidikan kejuruan dual training
adalah pendidikan yang berorientasi kerja dan mengharuskan para
siswa/peserta belajar di dua tempat pembelajaran, yaitu di sekolah dan
di industri, sehingga terjadi sinergi antara pembelajaran di sekolah
dengan pembelajaran di industri.
Presiden melihat adanya
kemungkinan Indonesia dapat menerapkan sistem yang sama dengan
Siemenstadt dalam pendidikan vokasi. Karena itu sebagai tindak lanjut
dari kunjungan kerja Presiden Jokowi ke Jerman, Kanselir Jerman Angela
Merkel mengatakan akan mengirimkan tim ke Indonesia untuk membantu
pengembangan pendidikan vokasi di Indonesia.
Di dalam negeri,
usaha penguatan pendidikan vokasi dilakukan pemerintah dengan menjalin
koordinasi antara Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud)
dengan kementerian/lembaga terkait, di bawah koordinasi Kementerian
Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Kemenko PMK).
Pemerintah
saat ini sedang merumuskan Peta Jalan Revitalisasi Pendidikan
Vokasional. Tim Penyusun Peta Jalan Revitalisasi Pendidikan Vokasional
terdiri dari lintas kementerian /lembaga (K/L) sesuai dengan tugas pokok
dan fungsi (tupoksi) K/L terkait. Tiga kementerian utama dalam
penguatan pendidikan vokasi adalah Kemendikbud, Kementerian Riset,
Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Kemristekdikti), dan Kementerian
Ketenagakerjaan (Kemenaker).
"Pendidikan vokasional kita garap
besar-besaran, yaitu SMK dan politeknik. Pendidikan kejuruan itu akan
menjadi pusat pelatihan bagi siswa yang akan masuk ke dunia kerja. Ke
depan, pelatihan harus lewat institusi-institusi ini," ujar Presiden.
Selain
dari kementerian terkait, anggota Tim Penyusun Peta Jalan Revitalisasi
Pendidikan Vokasional juga diambil dari Kemenko PMK, Kemenko
Perekonomian, Kemenko Maritim, Kementerian Perindustrian, Kementerian
Keuangan, Badan Perencanaan dan Pembangunan Nasional (Bappenas), serta
kementerian/lembaga lainnya.
Sebelum tiga tim di atas dibentuk,
Kemendikbud dan Kemenko PMK serta beberapa kementerian terkait telah
membahas tiga jalur dalam Revitalisasi Pendidikan Vokasional, yakni
Revitalisasi SMK, Revitalisasi Politeknik dan Akademi Kejuruan, dan
Revitalisasi Balai Latihan Kerja dan Program Magang Bersertifikat.
Sesuai
instruksi Presiden Jokowi, Kemendikbud memimpin Tim Penyusun Peta Jalan
Revitalisasi SMK, Kemristekdikti akan mengepalai Tim Penyusun Peta
Jalan Revitalisasi Politeknik dan Akademi, dan Kemenaker akan memimpin
Tim Penyusun Peta Jalan Revitalisasi Balai Latihan Kerja (BLK) dan
Magang/Kerja Praktik.
Selain itu telah dibahas juga mengenai 12
Sektor Prioritas MEA (Masyarakat Ekonomi ASEAN) dan kebutuhan industry
dalam negeri dalam melakukan Revitalisasi Pendidikan Vokasional. (*)